Resep Susu Jagung Manis dan Sehat

10:12 PM

Pada tahun 1906, Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu masih menjajah di Indonesia menganjurkan bawahannya untuk mendatangkan beberapa jenis sapi pedagang. Sapi-sapi tersebut didatangkan dan diletakkan ke daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kemudian, pemerintah Hindia Belanda menetapkan Sumba sebagai pusat pengembangbiakan ternak sapi jenis O ngole (India).

Berawal dari tahun ini lah, sapi perah sudah mulai masuk ke Hindia Belanda. Namun faktanya, ada yang mengatakan di akhir abad ke 19, wilayah Bandung juga terkenal sebagai penghasil susu sapi berkualitas tinggi di seluruh Nusantara.

Pada awal abad ke 10, Restorasi kereta pos yang melewati jalur Cirebon - Bandung - Bogor - Batavia selalu menghidangkan susu sapi segar kepada para penumpangnya. Kebetulan susu sapi tersebut sangat cocok sebagai pelepas dahaga dan obat lapar selama perjalanan.

Tetapi berdasarkan catatan Heer Medici pada tahun 1786, Rombongan berkuda dari Batavia yang sedang melancong ke 'Negorij Bandoeng' sudah mencicipi susu segar Bandung ketika rombongan tersebut sudah sampai di Cianjur. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1938 di wilayah Bandung terdapat 22 jenis usaha pemerahan susu dengan total produksi 13.000 liter/susu setiap harinya.

Semua hasil produksi susu ini ditampung oleh "Bandoengsche Melk Centrale" untuk diolah sebelum didistribusikan kepada para langganag yang berada didalam kota maupun di luar kota Bandung.


Sejarah Asal Mula Usul Susu Di Indonesia


Ilustrasi Gambar Sejarah Asal Mula Usul Susu Di Indonesia


Direktur B.M.C dengan nada sedikit sombong menulis: ‘Vergeet U
niet, dat er in geheel Nederlandsch Oost-Indië slechts een Melk centrale
is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale’ (Anda jangan lupa, bahwa di
seantero Nusantara ini cuma ada satu Pusat Pengolahan Susu dan itu
adalah Bandoengsche Melk Centrale).

Dari sejarah persusuan di
Indonesia, di wilayah Bandung ada 3 perusahaan pemerahan susu
(Boerderij) yang terkemuka. Perusahaan inilah yang merupakan cikal bakal
usaha peternakan sapi perah dari jenis sapi unggul yang didatangkan dari
Friesland, salah satu propinsi di Belanda.

Model peternakan
sapi perah yang terkenal adalah perusahaan ‘Generaal de Wet Hoeve’ milik
Tuan Hirschland dan Van Zijll di Cisarua, kabupaten Bandung. Perusahaan
inilah yang menjadi pertama kalinya mendatangkan sapi perah Friesland ke Nusantara
pada awal abad ke-20.

Kemudian tercatat pula Lembangsche
Melkerij ‘Ursone’, sebuah perusahaan pemerahan susu di Lembang yang
didirikan oleh tiga diantara empat bersaudara Ursone pada tahun 1895.
Keluarga Ursone yang berkebangsaan Italia ini terkenal sebagai pemain
musik gesek ulung di kota Bandung.

Usaha keluarga Ursone diawali dengan
30 ekor sapi dengan hasil hanya 100 botol per hari. Kemudian pada tahun
1940 telah berkembang menjadi 250 ekor sapi dengan produksi ribuan liter
susu perhari.

Selain kedua perusahaan ini, di Pangalengan,
sekitar danau Cileunca, ratusan ekor sapi perah diternakkan orang Eropa
di sana. Begitu banyaknya sapi perah bibit luar negeri di lembah danau
Cileunca, hingga majalah Mooi Bandoeng sering menyebut wilayah di
Pangalengan sebagai ‘Friesland in Indië (Friesland di Hindia)’.

Selain minuman dengan bahan baku susu seperti es krim, susu coklat
(chocomilk), B.M.C mengolah susu menjadi mentega, keju dan cream untuk
kosmetika. Hampir seluruh produksi susu di Jawa Barat tertampung oleh
B.M.C pada jaman sebelum perang.

Share this :

Previous
Next Post »